Untuk berbicara (fonetik). Tentu saja! Coba lihat nenek-nenek yang sudah ompong. Ngomongnya pasti sudah tidak jelas, bukan?
Untuk mengunyah makanan. Ya, untuk konsumsi makanan apapun, selunak apapun menurut kita, kita masih perlu gigi untuk mengunyah makanan yang kita konsumsi. Tujuannya agar makanan yang masuk itu dapat dicerna dengan baik oleh organ pencernaan selanjutnya. Bagaimana kalau tidak terkunyah dengan baik? Kasihan, organ pencernaan selanjutnya akan bekerja super keras untuk melunakkan makanan yang kita konsumsi. Hasilnya? Sakit perut. Hehehe.
Untuk estetika. Bagaimanapun kerennya seseorang, tapi kalau gigi depannya ompong, malu dong! Hehehe.
Nah gigi itu mempunyai struktur, bentuk, dan jumlah yang hampir sama. Pada anak-anak terdapat 20 buah gigi sulung, terdiri dari 4 gigi seri, 2 gigi taring, dan 4 gigi geraham pada kedua rahang (rahang atas dan rahang bawah). Pada orang dewasa, normalnya berjumlah 32 buah gigi tetap, terdiri dari 4 gigi seri, 2 gigi taring, 4 gigi geraham kecil, dan 6 gigi geraham besar pada kedua rahang (rahang atas dan rahang bawah). Trus, apa bedanya gigi dewasa dan gigi anak-anak? Gigi dewasa dan gigi anak-anak bisa dibedakan dari bentuk, warna, ukuran, jumlah, dan struktur gigi.
Nah lihat gambar di samping. Gigi yang kelihatan dalam mulut itu, tidak seindah bunga mawar maupun daun kelor. Gigi yang kita punya adalah salah satu organ yang cukup rumit. Sekecil itu masih punya beberapa bagian yang penting. Walaupun bentuknya beda-beda, tiap gigi itu punya struktur anatomi yang sama tiap gigi dan tiap orang. Yang kelihatan di dalam mulut itu namanya mahkota gigi. Dan ada bagian yang tertanam di dalam gusi dan tulang rahang, namanya akar gigi. Trus ada istilah leher gigi, yaitu pada batas antara mahkota gigi dan akar gigi. Lapisan gigi yang paling luar namanya email. Merupakan bagian yang dapat dilihat oleh kita, dan percaya tidak percaya, bagian ini adalah bagian yang terkeras pada tubuh kita. Lapisan berikutnya namanya dentin, dengan warna agak kekuningan. Lalu setelah dentin, kita akan menemukan bagian dalam gigi yang terakhir, dinamakan pulpa. Pulpa ini merupakan suatu rongga di dalam akar gigi, yang berisi banyak pembuluh darah dan pembuluh saraf. Karena ruang pulpa ini sangat kecil, jadi kalau ada infeksi atau radang pada gigi, sakitnya lebih terasa daripada sakit di bagian tubuh yang lain. Makanya sakit gigi bisa mengganggu aktivitas kerja, kan?
Demikian pembahasan tentang gigi, sampai di artikel berikutnya :)
Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa adanya lubang. Dengan perawatan gigi secara baik dan teratur, maka tidak akan ada gigi yang berlubang dalam mulut kita. Oleh karena itu, upayakan perawatan maksimal untuk mendapatkan gigi yang sehat senantiasa.
Perawatan gigi dan mulut sejak usia dini sangat menentukan kesehatan gigi dan mulut sampai akhir hayat. Beberapa penyakit gigi dan mulut bisa dialami oleh anak-anak dan balita bila perawatan tidak dilakukan dengan baik, misalnya lubang pada permukaan gigi, gusi yang meradang, dan adanya sariawan.
Kerusakan gigi yang umumnya terjadi pada usia dini (anak-anak dan balita) biasanya karena faktor makanan/minuman. Makanan yang manis seperti coklat dan lengket seperti dodol kalau tidak segera disikat/kumur akan tertinggal dan menyebabkan kerusakan gigi. Juga minuman seperti teh, kopi, minuman ringan, serta rokok dapat menimbulkan lapisan tipis di gigi yang disebut stain sehingga warna gigi jadi kusam, kecoklat-coklatan. Lapisan stain yang kasar itu mudah ditempeli sisa-sisa makanan dan kuman, yang akhirnya membentuk plak, jika tidak dibersihkan akan mengeras dan menjadi karang gigi dan bisa merambat ke akar gigi. Akibatnya gigi mudah berdarah, gigi gampang goyah dan mudah tanggal.
Bagaimanakah perawatannya? Simak langkah-langkah berikut : Biasakan Sikat Gigi Merawat gigi bisa dimulai sejak bayi, ini dapat dilakukan dengan cara membersihkan gigi anak dengan menggunakan kain kasa atau kapas yang dibilas dengan air hangat, kemudian dengan pelan-pelan digosokan pada gusi bayi. Apabila anak sudah beranjak besar, kita sebagai orang tua harus membantu memperkenalkan rutinitas menggosok gigi. Cara yang dapat dilakukan dengan memberikan pembelajaran memegang dan menggosok gigi.
Memperhatikan Pola Makan Pola makan si anak juga harus selalu diperhatikan orang tua. Apakah makanan yang dikonsumsi tersebut dapat merusak gigi atau sebaliknya. Jangan terlalu memberi anak makan-makanan yang manis seperti permen, coklat,biskuit dan makanan yang manis dan mudah melekat digusi. Makanan seperti ini biasanya akan bereaksi di mulut dan akhirnya membentuk asam yang dapat merusak email gigi. Akibat yang ditimbulkan, misalnya gigi berlubang, gigi tanggal sebelum waktunya, gangguan pada ukuran, bentuk maupun jumlah gigi. Untuk mencegah hal itu, berikanlah makanan yang berserat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan, karena makanan ini bersifat self cleansing (pembersihan) yang membutuhkan proses pengunyahan secara berulang-ulang.
Kalau memang ingin memberikan makanan yang coklat, permen, biskut dan makanan manis lainnya hendaknya pada waktu yang tepat, misalnya setelah makan siang. Kalau sudah selesai si anak disuruh untuk menyikat giginya sampai bersih.